TIMES SULA, KEDIRI – Di Desa Kapas, Kecamatan Kunjang, Kediri, Jawa Timur, terdapat sebuah warung sederhana yang sejak dulu tak pernah sepi pengunjung. Bernama Kedai Es Tari Legendaris, tempat ini tidak hanya menyuguhkan makanan dan minuman tradisional, tetapi juga menyimpan kisah perjalanan panjang yang dimulai sejak tahun 1992.
Awalnya, warung ini berdiri hanya dengan peralatan seadanya dan melayani warga sekitar yang melewati sawah. Kala itu, satu porsi es hanya dihargai Rp150 — angka yang hari ini mungkin tak lagi cukup untuk membeli sebungkus permen. Namun, justru dari kesederhanaan itulah nama Es Tari mulai dikenal dan dicintai.
Para pelanggan sedang menikmati segarnya minuman di Kedai Es Tari Legendaris di siang hari yang terik. (FOTO: Arli Ochaputri Hartono/TIMES Indonesia)
Kini, lebih dari tiga dekade berselang, Kedai Es Tari tetap eksis bahkan makin populer. Lokasinya yang berada di tengah sawah justru menjadi daya tarik utama.
Kedai ini sangat sederhana tidak ada pendingin ruangan didalamnya, hanya angin dari pelataran sawah yang menemani para pelanggan. Bangunan tradisional dengan bambu beratap genteng, penuh nuansa desa yang menenangkan menambah pesona kedai es ini. Suasana ini begitu kontras dengan hiruk-pikuk kota, membuat siapa pun yang datang merasa seperti pulang ke masa kecil.
Menu Beragam dan Murah
Menu yang ditawarkan pun sangat beragam. Warung ini menyediakan berbagai macam nasi bungkus, jenang dodol, hingga camilan kekinian seperti dimsum, tahu bakso, tahu mercon, dan salad buah.
Menu menu yang tersedia di Kedai Es Tari dengan harga ramah dikantong. (FOTO: Arli Ochaputri Hartono/TIMES Indonesia)
Ada juga penganan tradisional seperti bumbu rujak, sambel pecel, tape, pia, dan permen boneka. Untuk pecinta makanan ringan, tersedia risol, makaroni, emping, sempol, hingga pentol mercon. Semua disajikan dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp.1.000 sampai Rp30 ribu saja.
Es Ketan Hitam Legendaris
Salah satu menu paling dicari di Kedai Es Tari Legenda tentu saja adalah es legendarisnya, yang disajikan dengan campuran ketan hitam lembut, kacang hijau yang empuk, dan potongan buah sawo manis yang menyegarkan—perpaduan sederhana namun penuh cita rasa khas tempo dulu, yang bisa dinikmati hanya dengan harga Rp8.000, menjadikannya favorit pengunjung dari segala usia.
"Kalau pulang ke Kediri saya selalu menyempatkan mampir ke Es Tari dengan teman teman saya. Esnya nggak ada duanya, apalagi pas cuaca panas, segernya luar biasa!" ujar Ramadhani Satria Yoga Saputra salah satu pengunjung.
Meski sudah lama berdiri, popularitas Kedai Es Tari justru semakin melejit setelah kehadirannya tersebar luas di media sosial. Foto-foto suasana pedesaan, pemandangan sawah terbuka, dan aneka hidangan tradisional menarik perhatian para pecinta wisata kuliner. Banyak pengunjung datang karena rasa penasaran, dan pulang dengan pengalaman yang memuaskan. Tak jarang mereka membagikan kisahnya di Instagram dan TikTok, menjadikan Es Tari sebagai destinasi wajib jika berkunjung ke Kediri.
Sang pemilik, Pak Tari, adalah sosok sederhana yang telah menjaga warung ini sejak awal berdiri. Dengan keramahan dan ketulusan dalam melayani, ia berhasil membangun tempat ini menjadi lebih dari sekadar warung — melainkan ruang kenangan, tempat bertemu, dan simbol rasa cinta terhadap kuliner lokal.
Dengan warisan rasa yang konsisten sejak 1992, ditambah nuansa alam yang menenangkan dan semangat melestarikan tradisi, Es Tari Legendaris bukan hanya tempat jajan, tetapi bagian dari kisah hidup masyarakat Kunjang dan sekitarnya. Kini, siapa pun yang ingin merasakan kembali suasana desa sambil menikmati jajanan masa kecil, tahu ke mana harus pergi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Es Tari Legendaris Kunjang, Warung Tengah Sawah yang Tetap Laris Sejak 1992
Pewarta | : Arli Ochaputri Hartono (Magang MBKM) |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |