https://sula.times.co.id/
Berita

Sokong Program MBG, Pemerintah Siap Dongkrak Produksi Protein Mulai 2026

Senin, 17 November 2025 - 22:20
Sokong Program MBG, Pemerintah Siap Dongkrak Produksi Protein Mulai 2026 ILUSTRASI: Program MBG butuh sokongan protein yang besar untuk target tahun depan (FOTO: ANTARA)

TIMES SULA, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan menyatakan bahwa pemerintah menyiapkan peningkatan kapasitas produksi pangan protein untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi 82,9 juta penerima mulai 2026.

Zulhas - sapaan akrab Menko Pangan, menjelaskan bahwa kebutuhan harian program tersebut menuntut kesiapan produksi besar untuk telur, ikan, ayam, sayur dan buah. 

Pemerintah menilai penguatan sektor protein perlu ditingkatkan menyusul peningkatan produksi komoditas karbohidrat dalam beberapa tahun terakhir.

"Tahun depan, diperkirakan (pemerintah) akan memberikan kepada 82,9 juta penerima. Kalau satu hari perlu satu butir telur, maka kita perlu satu hari 82,9 juta butir telur tahun depan. Lalu kita perlu ikan, maka kita perlu 82,9 juta potong ikan tahun depan,” katanya di Jakarta, Senin (17/11/2025).

Ia kemudian menjelaskan bahwa pemerintah akan membangun tambak ikan berskala besar seluas sekitar 20.000 hektare di Jawa, serta mengembangkan tambak di 500 kabupaten dan kota. Langkah tersebut diperkuat dengan rencana pembangunan 2.000 desa nelayan pada 2026.

Zulhas menyebut pengembangan pakan ternak dan budidaya ayam berskala nasional juga menjadi bagian dari strategi memperkuat pasokan protein. Ia menilai kebutuhan besar program MBG memerlukan dukungan yang signifikan dari banyak sektor pangan.

Sementara itu, lanjut Zulhas, mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional diperkirakan mencapai 34,77 juta ton pada tahun ini, diikuti peningkatan produksi jagung sekitar 9 persen.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia tidak melakukan impor beras akhir tahun ini karena stok dalam negeri sudah mencukupi. Ia menyebut tahun lalu impor mencapai sekitar 4,5 juta ton, sementara tahun ini terdapat surplus sekitar empat juta ton.

“Perintah Bapak Presiden, kedaulatan pangan tidak boleh ditawar-tawar. Berapapun ongkosnya, kita harus lakukan,” ujarnya.

Meski demikian, ia menambahkan bahwa pemerintah tetap butuh inovasi dan teknologi baru untuk memperkuat produksi pangan. Varietas padi unggul, mekanisasi dan dukungan riset dari berbagai lembaga, termasuk kerja sama internasional, dinilainya penting untuk mempercepat transformasi sektor pertanian.

 “Indonesia 1 hingga 5 tahun ke depan akan membangun menuju kedaulatan pangan secara besar-besaran,” lanjutnya.

Pemerintah berharap perluasan kapasitas produksi pangan dan kolaborasi lintas negara melalui forum beras berkelanjutan seperti ISRF dapat memperkuat ketahanan pangan nasional dalam jangka panjang. (*)

Pewarta : Antara
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sula just now

Welcome to TIMES Sula

TIMES Sula is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.