https://sula.times.co.id/
Berita

Tak Ada Veto AS saat DK PBB Kecam Agresi Israel ke Qatar, Ternyata Ini Alasannya

Jumat, 12 September 2025 - 07:23
Tak Ada Veto AS saat DK PBB Kecam Agresi Israel ke Qatar, Ternyata Ini Alasannya Dewan Keamanan PBB mengutuk serangan Doha, menegaskan kembali dukungan terhadap upaya mediasi Qatar. (FOTO: Arab News/AFP)

TIMES SULA, JAKARTA – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang berjumlah 15 negara, termasuk Amerika Serikat, secara bulat mengecam agresi Israel terhadap Qatar.

Anggota Dewan Keamanan menggarisbawahi perlunya de-eskalasi dan menekankan peran penting Qatar dalam mediasi regional.

Dewan Keamanan PBB juga menyatakan penyesalan yang mendalam atas hilangnya nyawa warga sipil dalam serangan di "wilayah mediator kunci" dalam upaya yang sedang berlangsung untuk mengakhiri perang di Gaza.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah konsultasi tertutup, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 orang termasuk Amerika Serikat itu menyuarakan solidaritas dengan Qatar, menegaskan kembali dukungan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah negara tersebut sesuai dengan Piagam PBB.

"Dewan mengingatkan kembali dukungannya terhadap peran vital yang terus dimainkan Qatar dalam upaya mediasi di kawasan ini," begitu bunyi pernyataan tersebut.

Juga ditambahkan bahwa pembebasan sandera, termasuk mereka yang dibunuh oleh Hamas, dan mengakhiri penderitaan di Gaza "harus tetap menjadi prioritas utama kami."

Pernyataan itu muncul dua hari setelah serangkaian serangan menghantam ibu kota Qatar pada 9 September dalam eskalasi yang jarang terjadi namun mengkhawatirkan di luar zona konflik langsung.

Serangan tersebut telah dikutuk secara luas oleh para aktor internasional, dengan kekhawatiran bahwa serangan tersebut dapat menggagalkan upaya diplomatik yang rapuh untuk menengahi gencatan senjata.

Qatar telah menjadi pusat mediasi internasional sejak konflik antara Israel dan Hamas pecah hampir dua tahun lalu.

Negara Teluk tersebut telah menjadi tuan rumah perundingan tidak langsung antara pejabat Israel dan Hamas dan telah bekerja sama erat dengan Kairo dan Washington untuk mencoba mengamankan gencatan senjata yang langgeng.

Dewan Keamanan mendesak semua pihak untuk "memanfaatkan kesempatan untuk perdamaian" dan menegaskan kembali dukungannya untuk keterlibatan diplomatik yang berkelanjutan guna mengakhiri konflik.

Tidak Menyebut Israel

Ke-15 negara anggota Dewan Keamanan PBB menyetujui pernyataan tersebut, namun tidak menyebutkan Israel sebagai pihak yang melakukan serangan.

Meski tidak menyebut Israel sebagai pelakunya, seorang pakar PBB, Abdul Hamid Siam mengatakan bahwa pernyataan bulat yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB dalam solidaritas dengan Qatar itu menegaskan penolakan agresi Israel terhadap negara yang merdeka dan berdaulat.

Dalam wawancara dengan Al Jazeera, Abdul Hamid Siam menjelaskan, bahwa pernyataan tersebut menekankan perlunya menegakkan hukum internasional, karena apa yang terjadi merupakan pelanggaran Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa .

Meskipun pakar politik ini berharap pernyataan presidensial dan bukan pernyataan jurnalistik, namun Siam menyambut baik persetujuan bulat atas pernyataan tersebut oleh semua anggota, termasuk Amerika Serikat, yang sering menyimpang dari norma di Dewan Keamanan PBB dan sering  mencegah resolusi apa pun untuk membela Israel.

Diketahui selama perang Israel-Hamas yang berlangsung hampir dua tahun ini, Amerika Serikat telah mementahkan keputusan Drwan Keamanan PBB dengan menggunakan hak vetonya sebanyak enam kali yang mencegah Dewan Internasional mengutuk genosida Israel di Gaza sejak Oktober 2023.

Israel yang selalu dibela Amerika Serikat itu telah membunuh 64.656 warga Palestina yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak di jalur Gaza sejak perang meletus 7 Oktober 2023.
Jumlah itu belum termasuk puluhan ribu warga Palestina yang sampai kini masih terkubur dibawah reruntuhan gedung-gedung yang dihancurkan dengan serangan rudal.

Selain itu ratusan ribu warga Palestina lainnya juga terluka dan cacat seumur hidup, dan Israel juga mengusir dua juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza dengan pengungsi puluhan kali.

Menurut Siam, pernyataan DK PBB itu merupakan bagian dari Piagam PBB dan dianggap sebagai dokumen resmi yang disimpan dalam arsip Dewan Keamanan, namun siaran pers tidak termasuk dalam arsip Dewan.

Pakar PBB tersebut menggambarkan bahwa serangan Israel terhadap Qatar tersebut sebagai "agresi yang jelas dan kejahatan yang menyeluruh," seraya mencatat bahwa Qatar tidak sedang berperang atau berkonflik dengan Israel, dan bahkan tidak ada perbatasan diantara mereka.

"Dalam kasus ini, agresi ini disebut kejahatan perang besar, yang merupakan salah satu dari empat kejahatan yang menjadi dasar Pengadilan Kriminal Internasional," tambahnya.

Karena itulah Amerika Serikat tidak bisa melawan arus di Dewan Keamanan PBB.

Patut dicatat, bahwa serangan Israel terhadap markas besar permukiman anggota Hamas di Doha, yang mengakibatkan 5 warga Palestina dan seorang anggota keamanan dalam negeri Qatar meninggal dunia, telah memicu kecaman luas dari dunia Arab dan internasional.

Qatar telah menegaskan bahwa kehadiran anggota Hamas di wilayahnya, sejak awal telah disepakati dan dikoordinasikan dengan Amerika Serikat.

Mediasi yang dipimpin Qatar bersama dengan Mesir, untuk mengakhiri perang di Gaza juga telah menghasilkan pembebasan puluhan tahanan Israel, tetapi mesin perang Israel gagal membebaskan satu pun tahanan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sula just now

Welcome to TIMES Sula

TIMES Sula is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.