https://sula.times.co.id/
Berita

Giling Tebu Dihentikan, Puluhan Petani Blora Gelar Protes di PG GMM

Minggu, 28 September 2025 - 19:30
Giling Tebu Dihentikan, Puluhan Petani Blora Gelar Protes di PG GMM Para petani tebu Blora saat memprotes keputusan manajemen Pabrik Gula (PG) PT Gendhis Multi Manis (GMM) Blora. (FOTO: Rengga/TIMES Indonesia)

TIMES SULA, BLORA – Puluhan petani tebu di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, melayangkan protes keras terhadap kebijakan Pabrik Gula Gendhis Multi Manis (PG GMM) yang menghentikan giling lebih cepat dari jadwal. Penutupan mendadak itu dianggap merugikan petani karena ribuan batang tebu masih belum sempat dipanen.

Ketua Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Blora, Sunoto, menilai langkah tersebut sepihak dan menyalahi kesepakatan awal.

Menurutnya, sejak awal musim giling sudah ada musyawarah antara manajemen dan petani. Maka, ketika pabrik akan tutup, seharusnya juga dibicarakan bersama.

“Banyak petani belum selesai tebang karena faktor cuaca. Kalau pabrik ditutup tiba-tiba, hasil panen bisa terbuang percuma. Padahal perkiraan baru selesai tebang akhir Oktober,” ungkapnya, minggu (28/9/2025).

Keluhan juga datang dari petani sekitar pabrik. Winarsih, misalnya, mengaku bingung karena biaya tanam, tebang, dan angkut sudah terlanjur dikeluarkan. “Kalau berhenti sekarang, kami rugi besar. Jangan sampai modal tidak kembali,” keluhnya.

Petani lain, Darmadi, menyoroti buruknya komunikasi pihak pabrik. Ia menegaskan, jika memang ada kendala teknis, mestinya diinformasikan lebih awal supaya petani bisa menyiapkan alternatif.

Sebelumnya, manajemen PG GMM mengumumkan bahwa penerimaan tebu hanya sampai Rabu (24/9) pukul 24.00 WIB. Alasannya, kedua unit boiler mengalami kebocoran pipa yang tak bisa segera diperbaiki. Hal ini membuat sekitar 25–30 petani mendatangi pabrik pada Jumat pagi untuk menuntut kejelasan.

Direktur Operasional PT GMM, Krisna Murtiyanto, menjelaskan bahwa kerusakan teknis tersebut memang tidak mungkin ditangani cepat. Karena itu, manajemen memutuskan menghentikan giling per 25 September 2025, jauh lebih cepat dari target semula 150 hari.

Sementara itu, Plt Direktur Utama PT GMM, Sri Emilia Mudiyanti, menyebut keputusan ini sangat berat. “Kami benar-benar minta maaf karena panen petani tidak bisa terserap maksimal. Ini di luar perkiraan kami,” ujarnya.

Sebagai langkah darurat, PT GMM menyiapkan crane, truk tronton, serta jembatan timbang untuk memfasilitasi petani yang ingin mengalihkan tebunya ke pabrik gula lain.

Namun, perusahaan menegaskan bahwa mereka tidak lagi bisa membeli tebu yang tersisa. Mekanisme kontrak giling hanya berlaku untuk petani skala besar yang sanggup mengirim ke pabrik terdekat.

Hingga 24 September 2025, PG GMM baru menggiling 218.771,12 ton tebu atau 54,6 persen dari target 400 ribu ton. Produksi Gula Kristal Putih (GKP) pun baru mencapai 11.608,05 ton.

Manajemen berjanji akan segera melaporkan kondisi teknis ini kepada pemegang saham, yakni Perum BULOG dan PT Mandiri Pangan Sejahtera, serta berkoordinasi dengan petani, DPRD Blora, dan Forkopimda untuk mencari solusi terbaik. (*)

Pewarta : Ahmad Rengga Wahana Putra [MG-301]
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Sula just now

Welcome to TIMES Sula

TIMES Sula is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.